
General
Manager for ASEAN Red Hat Damien Wong
menjelaskan kondisi tersebut harus dimanfaatkan, khususnya bagi pengembang software lokal untuk membuat software berbasis open source lebih banyak lagi.
“Mengutip
riset dari Gartner, teknologi open
source akan digunakan pada 85 persen
solusi software di industri modern dan komersial,” kata Damien di Media Luncheon Red Hat Jakarta, Rabu (25/4/2012).
Di
2014, sedikitnya 75 persen dari software open source yang dikelola oleh perusahaan akan memberikan tingkat
pengembalian investasi (return of investment) yang positif. Apalagi
investasi untuk memakai software open source pun tidak mahal
sehingga tidak akan membebani biaya investasi perusahaan.
Dengan peluang tersebut, Red Hat
sebagai salah satu pengembang software berbasis open source akan
fokus menggarap pasar sistem operasi (OS) dan middleware di Indonesia.
Middleware adalah sistem software yang
akan menghubungkan satu software dengan software lainnya. Saat ini,
teknologi middleware tersebut sangat digemari oleh semua industri yang
berhubungan dengan IT.
“Tahun ini kami memang akan fokus ke OS dan Middleware.
Kesempatannya masih banyak,” katanya.
Hingga saat ini tingkat adopsi
software open source di Indonesia dinilai masih rendah. Namun
masyarakat Indonesia juga tidak terlalu tinggi
dalam memakai software resmi.
“Harga software resmi memang masih mahal, tapi
masyarakat juga belum sadar tentang software open source yang murah.
Sehingga pembajakan akan terjadi. Padahal pembajakan tidak akan terjadi jika
software dijual murah,” katanya.
Selain
menggarap pasar OS dan middleware, Red Hat juga akan fokus menggarap
pasar Cloud, Storage dan virtualisasi. Karena peminatnya belum besar, maka peluang untuk masuk
ke pasar tersebut akan terbuka lebar.
Sumber:
KOMPAStekno
0 Komentar untuk "Software Open Source Akan Mendominasi di Tahun 2013"
coment anda sangat bermanfaat.......